Hikmah Dibalik Fitnah Ponpes Babakan Cimanuk Semakin Maju Lebih Terpacu Syiarkan Ilmu Agama
Pondok Pesantren Babakan Cimanuk yang
terletak diantara Desa Cibatu Kecamatan Cibatu dan Desa Sindang Sari Kecamatan
Leuwigoong merupakan salah satu lembaga pendidikan agama Islam yang menjadi
pusat pendidikan di Garut bagian Utara. Ponpes yang berada diantara sungai
Cimanuk dan dipimpin oleh KH Cecep Zaini merupakan penerus dari almarhum KH
Endang Ridwan Safii, salah satu pendiri dan pemilik Ponpes sekaligus tokoh
besar yang kharismatik.
Ulama besar
yang menjadi salah satu tokoh penyebar agama Islam ini memiliki sejarah penting
bagi peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang pendidikan keagamaan di
Kabupaten Garut. Namun, KH Endang Ridwan pernah difitnah sejumlah oknum yang
tidak bertanggung jawab. sampai akhirnya meninggal dunia karena sakit.
Fitnah yang
begitu keji menjadikan keluarga besar almarhum KH Endang harus merasa sakit
hati dan trauma. Namun dengan keilmuan keagamaan, kekuatan dan keyakinannya terhadap
Allah SWT, kini para penerus almarhum KH Endang Ridwan Syafii merasakan barokah
yang membuat mereka lebih kuat dan semakin bersemangat dalam menyiarkan ilmu
agama.
Difitnah Menjadi Hijrah, Betah dan Barokah,
begitulah ungkapan KH Cecep Zaini dalam mengambil hikmah dari pengalaman pahit
yang didera keluarga besarnya. Walau awalnya beliau harus merasakan sakit
karena fitnah, sampai ayah handanya, almarhum KH Endang Ridwan Safii meninggal
dunia, kini KH Cecep mampu berdiri lebih kokoh dan disambut masyarakat dengan
antusias lebih baik.
“Sebagai orang
berilmu, kita semua harus yakin bahwa kekuasaan Allah sangat besar. Dahulu saat
kami difitnah sempat merasa sakit hati, namun karena keyakinan ini Allah
menunjukan kebesarannya. Ponpes yang baru memiliki santri lebih dari 200 orang
dan jamaah kurang lebih 500 orang. Kami pun mendapat dukungan yang sangat baik
dari masyarakat,” ujar KH Cecep Zaini Dahlan ZA S.P di di salah satu saung belajar,
sebagai salah satu fasilitas Ponpes Babakan Cimanuk, dua pekan lalu.
Ponpes Babakan
Cimanuk merupakan Ponpes yang baru dibangun kurang lebih dua tahun lalu.
Berdirinya Ponpes ini juga sebagai pindahan dari Kampung Babakan Loa RW 04,
Desa Cibatu, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut. Kini, Ponpes Babakan Cimanuk
memiliki lahan yang lebih luas.
Berdiri diatas
lahan seluas tiga hektar lebih, Ponpes ini memiliki Masjid Jami yang sangat
besar, strategis dan elegant dilengkapi dengan sarana dan prasarana Ponpes seperti kobong, tempat belajar berupa saung sebanyak sembilan titik, kantin santri, taman, peternakan burung, peternakan domba, lahan tanaman
hias, palawija dan bibit pertanian, lahan parkir yang luas dilengkapi dengan
toilet serta didukung oleh pemandangan yang sejuk dan asri. Bantaran Sungai
Cimanuk menjadi saksi perjuangan ponpes yang bersyiarkan Ahlussunah Waljamaah
atau Nahdlatul Ulama (NU).
Meninggalnya KH Endang
Ridwan safii menjadi syahid, karena didzolimi segolongan orang melalui
fitnah. Saat ini keluarga besar menjadi lebih bahagia dan mendapat dukungan lebih besar dari masyarakat, bahkan dukungan dari pemerintah, sampai
KH Cecep melakukan jabatan tangan langsung dengam Menteri
Agama RI, di pendopo Garut saat acarapemberian bantuan untuk para korban banjir bandang
Garut
“Ini semua merupakan kebesaran dari Allah SWT.
Setelah kami mendirikan Ponpes Babakan Cimanuk, jamaah menjadi lebih banyak,
santri pun terus berdatangan. Bahkan, banyak juga yang datang dari berbagai
golongan untuk membantu dana pembangunan pesantren,” ucapnya. (Asep Ahmad)
Adzab Allah Kepada Para Pemitnah
Diperlihatkan Langsung di
Dunia
Dibalik kebahagiaan KH Cecep Zaini, ternyata masih ada perasaan sedih. Rasa sedihnya ini disebabkan melihat pelaku kedzoliman yakni pihak-pihak yang diduga pernah melakukan finah terhadap almarhum KH Endang Ridwan meninggal dunia dengan hal yang tidak layak. Bahkan yang masih ada banyak tertimpa musibah.
Padahal H Cecep sudah sering menyampaikan di setiap panggung dan tempat
pengajian bahwa dirinya sudah memaafkan para pelaku yang diduga pelaku fitnah. Tetapi, masih kata KH Cecep, mungkin
dalam hal ini azab Allah tidak bisa dihalangi.
“Kami sebagai pihak yang dizolimi sekarang lebih jauh bahagia dibanding waktu dulu, disaat lokasi pesantren berada Kampung Babakan Loa RW 04 Desa Cibatu. Kini jamaah mencapai 500 orang dan jumlah santri sekitar 200 orang. Banyak berbagai kalangan membantu dana untuk kebutuhan pesantren, khususnya donatur lama yakni H Iwan dan Hj Lilis selaku keluarga terdekat. Bahkan bantuan juga akan datang dari luar negeri seperti Malaysia dan Brunei Daruslam, karena mereka sudah rutin pada bulan 12 datang ke pesantren untuk bersilaturahmi,” paparnya. (Asep Ahmad)
“Kami sebagai pihak yang dizolimi sekarang lebih jauh bahagia dibanding waktu dulu, disaat lokasi pesantren berada Kampung Babakan Loa RW 04 Desa Cibatu. Kini jamaah mencapai 500 orang dan jumlah santri sekitar 200 orang. Banyak berbagai kalangan membantu dana untuk kebutuhan pesantren, khususnya donatur lama yakni H Iwan dan Hj Lilis selaku keluarga terdekat. Bahkan bantuan juga akan datang dari luar negeri seperti Malaysia dan Brunei Daruslam, karena mereka sudah rutin pada bulan 12 datang ke pesantren untuk bersilaturahmi,” paparnya. (Asep Ahmad)
Rutin Berdakwah ke Brunei dan Malaysia
Penerus Almarhum KH Endang Ridwan Kompak Urus
Ponpes
KH Cecep Zaini Dahlan ZA S.Pdi dua kali dalam setahun rutin
melakukan dakwah ke Brunei dan Malaysia guna menyebarkan ajaran Islam yang Berahlusunah
Waljamaah atau NU. Sementara, untuk mengurus Ponpes Babakan Cimanuk, H Cecep Zaini
tidak sendirian, pria penggemar tanaman hias ini bersama-sama anak dan cucu KH Endang
Ridwan kompak mengajarkan ilmu agama dan mengurus Ponpes Babakan Cimanuk.
“Alhamdulillah
anak dan cucu almarhum KH Endang Ridwan seperti Kiayi M Irvan S.Pdi, Randi Muhmmad
Ramdhan, Kiayi Luthfi Saepul Milah, Makki Muhammad HW, Ilham Muharam, Ustadz Kamal,
Ustazah Hj Siti Aminah untuk santri putri, Ustadzah Imas Saidah, Ustadzah Ida Sadiah,
Ustadzah Irma Komariah dan Ustadzah Iis semunya sudah bisa menjadi pengajar.
Untuk itu kami sangat merasa bahagia,” ujar KH Cecep.
Aktifitas KH Cecep ternyata tidak hanya mengajar santri dan jamaah saja, tetapi iapun dipercaya sebagai Mubalig Nusantara dan Perwakilan Asia Tenggara. Untuk di Pesantren Babakan Cimanuk ini KH Cecep membeberkan apa saja ilmu yang dipelajari oleh para santrinya. Selain menonjolkan pelajaran Kitab Kuning Mazhab Imam Syafii, disini juga dipelajari ilmu Nahwu, Sorof, Fiqih, Mantiq, Bade, Bayan, Tafsir, Usul Fiqih, Tasauf, Tauhid, Tazwid dan lainnya.
Aktifitas KH Cecep ternyata tidak hanya mengajar santri dan jamaah saja, tetapi iapun dipercaya sebagai Mubalig Nusantara dan Perwakilan Asia Tenggara. Untuk di Pesantren Babakan Cimanuk ini KH Cecep membeberkan apa saja ilmu yang dipelajari oleh para santrinya. Selain menonjolkan pelajaran Kitab Kuning Mazhab Imam Syafii, disini juga dipelajari ilmu Nahwu, Sorof, Fiqih, Mantiq, Bade, Bayan, Tafsir, Usul Fiqih, Tasauf, Tauhid, Tazwid dan lainnya.
H Cecep
berusaha keras untuk membangun pesantren yang maju, walaupun H Cecep menyadari
dengan tawadhu sangat bodoh dan diantara kiayi merasa paling banyak dosa, namun
dirinya tetap berusaha untuk lebih maju dan lebih benar.
Selain memberikan ilmu agama, Ponpes Babakan Cimanuk juga memiliki usaha yang mandiri, hal ini juga diajarkan kepada semua santrinya. Usahanya tersebut antaralain jual beli tanaman hias dan bibit pertanian, beternak Domba Garut, berpalawija dan ternak burung.
Selain memberikan ilmu agama, Ponpes Babakan Cimanuk juga memiliki usaha yang mandiri, hal ini juga diajarkan kepada semua santrinya. Usahanya tersebut antaralain jual beli tanaman hias dan bibit pertanian, beternak Domba Garut, berpalawija dan ternak burung.
“Para santri
tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi mereka pun nanti akan terbiasa dengan
dunia bisnis, pertanian, peternakan dan keilmuan lainnya yang pasti akan
selamanya bersinggungan dengan kehidupan kita di dunia,” ujarnya.
Dalam
kesempatan yang sama, sekaligus mengakhiri perbincangannya dengan Tabloid
Intan, H Cecep kembali menegaskan bahwa dirinya merasa sedih dan menyayangkan
perbuatan oknum-oknum yang sudah berbuat keji dengan melakukan fitnah. “Bagaimana
mereka (para oknum, red), bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya di akhirat
kelak, sementara di dunia pun sudah diberikan hukuman yang cukup berat,”
pungkasnya. (Asep Ahmad).
Comments
Post a Comment