Kopi Ipo Legenda Ngopi di Kota Garut
Adalah Ipo Parluji (Alm) yang sejak tahun 1955
merintis warung kopi. Awalnya warung ini hanya sebuah warung yang lebih mengandalkan sirup khas tahun 50-an, sirop asam dan manis
dengan kolang kaling dan parutan kelapa muda dengan warna merah dan kuning yang
mencolok. Kala
itu siapa yang tidak kenal dengan Sirup Ipo, warga Garut Kota khususnya sudah
tidak asing dengan sirup yang satu ini.
Namun seiring berjalannya waktu, tepatnya generasi kedua
dari Ipo Parluji yaitu anaknya, Didin, ketersediaan 'Essen’ yang berkualitas sebagai bahan utama pembuatan sirop semakin sulit
didapat.
"Akhirnya sirup pun berakhir, saat itu Ipo hanya menyajikan Kopi Ipo
dengan ciri khas kopi cair yang sudah disaring, Kopi Alpukat, Kopi Tubruk dan
Cendol Kombinasi," kenang Roni Ruhimat, generasi keempat atau anak bungsu
Ipo Parluji saat ditemui di kedai kopi Ipo Coffe Morning di sela-sela kesibukan melayani
pelanggannya.
Pada generasi ketiga, Rudi yang juga kakak
Roni Ruhimat, semua jenis sajian menu tersebut lambat laun hilang, yang tersisa
hanya kopi Ipo saja dengan dua sajian, Kopi Hitam dan Kopi Susu, belakangan
kopi susu inilah yang merajai menu Ipo Coffee Morning sampai saat ini. Kopi yang diseduh dengan
susu kaleng dengan takaran tertentu dan seduhan yang pas.
"Bahan baku kopi Ipo didapat dari toko
kopi langganan yang ada di kawasan Garut Kota juga. Robusta Kopi Lampung tapi
sebenarnya bukan murni Robusta, tapi merupakan racikan," jelas Roni
Tapi, di kedai
Kopi Ipo,
racikan kopi tersebut ditakar dengan pas. Bubuk kopi disaring
dengan nampan khusus buatan Alm. Ipo Parluji yang digunakan sampai sekarang. Serbuk kopi yang telah halus disuling
menjadi kopi cair. "Kopi sebanyak 9 ons diseduh air panas kemudian dibiarkan menetes
sampai habis selama satu jam.
Sekarang dikenal dengan istilah Vietnam Drift. Takaran air dan saringan
yang pas, menghasilkan kopi cair yang berkualitas," terang Roni.
Roni menuturkan, untuk hasil kopi cair yang bagus, bisa dilihat dari jatuh
menetesnya air. Jika lebih lama
maka akan lebih bagus. Kalau bisa 9 ons diteteskan sampai habis selama 3
jam.
"Bangunan dari dulu disini. Tapi
dulu lebih luas sampai ke Mandalagiri di belakang. Sekarang, Ipo bangunannya lebih
kecil dan berada di pojok. Namun saya tidak pernah khawatir, para pelanggan sudah tahu dimana
lokasi kopi Ipo berada," gurau Roni.
Pelanggan Kopi Ipo adalah orang-orang yang sudah panatik dengan kopi ini. Sebagian besar
pelangggan Kopi Ipo adalah turun temurun mulai dari H Aam Dodol picnic misalnya
yang kemudian turun ke H Ato kemudian sekarang turun sekarang ke cucunya. "Dulu kebanyakan
pelanggan adalah teman dari almarhum bapak saya yang merupakan veteran TNI AD. Sebagian lagi pegawai
swasta, CPM, Polres, TNI, Aktivis dan komunitas sepeda," kenang Roni.
Saat ini Ipo memiliki sekitar 40 orang pelanggan setia. Kedai Kopi ini buka dari jam 7 pagi sampai jam 8
malam.
"Ramainya sih pagi hari. Nanti kumpul lagi magrib.
Kalau siang paling ramai oleh pegawai bank
yang lokasinya persis disamping Kopi Ipo. Karena terbiasa, saya sudah tahu masing-masing takaran kopi
kesukaan pelanggan. Paling beberapa pelanggan baru yang saya tanya dulu sebelum
menyajikan," terang Roni.
Bagi pelanggan yang ingin menyajikan sendiri
kopi Ipo di rumah, Ipo juga menjual kopi cair yang telah dikemas dengan botol 600 ml yang dijual
dengan harga 35 ribu rupiah per botolnya," pungkas Roni. (Delisa
Herlina)***
Comments
Post a Comment