Sate Maranggi Pa’Nur Garut Tak Kalah Lezat Dengan Maranggi Cibungur Purwakarta




Penikmat kuliner di Jawa Barat rasanya belum tepat apabila belum merasakan sensasi kelezatan sate maranggi H Rasta, Cibungur di Purwakarta, Jawa Barat. Tempat ini kerap kali menjadi sasaran pecinta kuliner di daerah Jabar dan Jabotabek. Sehingga, pusat jajanan siap saji aneka masakan sate dan sup ini seringkali diberitakan media elektronik dan media cetak lokal maupun nasional.

Khusus bagi warga Garut dan sekitarnya, yang penasaran dengan kelezatan sate maranggi, namun tidak ada waktu untuk berangkat ke Purwakarta. Maka, tidak ada salahnya untuk meluapkan rasa penasarannya dengan mencoba sate maranggi di Rumah Makan Pa’Nur, Jalan Samarang, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut. Di tempat ini, pecinta kuliner akan disuguhi aneka sate, termasuk sate Maranggi. Tempatnya cukup strategis, karena berada di samping jalan raya menuju Kawasan Wisata Puncak Darajat, Kecamatan Samarang.

Walaupun Sate Maranggi Pa’Nur tidak sama dengan Sate Maranggi H Rasta, yang berada di daerah Cibungur, Kabupaten Purwakarta, namun pecinta kuliner bisa mencoba sensasi yang ditawarkan peracik sate maranggi Pa’Nur, yang lokasinya berdekatan dengan Kantor Dinas Bina Marga dan Kantor Harian Umum Radar Garut.

Nurjaya selaku Owner, Sate Maranggi Pa’Nur kepada Tabloid Intan mengatakan, sate maranggi merupakan makanan khas asal Purwakarta, Jawa Barat. Makanan yang berbahan dasar daging ini menjadi salah satu makanan yang sangat digemari pecinta kuliner. “Sate maranggi memiliki rasa dan aroma yang khas. Rasanya benar-benar enak dan lezat,” ujar pria yang akbar disapa Kang Nur ini.

Empuk Dagingnya, Pedas Sambalnya

Menurut Kang Nur, sate maranggi yang ia jual tentu tidak sama dengan Sate Maranggi H Rasta atau Sate Maranggi Cibungur. Namun, selama ini banyak sekali pecinta kuliner yang mendatangi tempatnya berjualan bahkan sampai menjadi pelanggan tetap.
“Sate Maranggi di Cibungur Purwakarta sudah sangat terkenal. Pecinta makanan dari Jakarta, Bekasi, Bogor, Karawang, Subang, Bandung dan bahkan dari luar Provinsi pun banyak berdatangan ke tempat itu. Dan alhamdulillah, sate maranggi yang saya jual pun banyak digemari masyarakat dari berbagai kota, khususnya warga Garut,” ujarnya.

Dikatakan Nurjaya, untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggannya, dia membutuhkan waktu sampai bertahun-tahun. Karena ternyata, sate maranggi buatan Kang Nur ini tidak begitu saja memiliki rasa yang lezat. Untuk mendapatkan resep sate maranggi yang enak, Nurjaya harus melakukan percobaan selama berkali-kali, sampai akhirnya ditemukan resep yang ia rasa paling pas.
“Saya belajar masak secara otodidak. Kurang lebih satu tahun saya mencoba berbagai resep meracik bumbu yang terbaik untuk setiap masakan yang saya buat. Moto berjualan saya adalah empuk dagingnya, pedas sambalnya. Artinya, setiap menu makanan berbahan daging pasti rasanya empuk dan sambal yang saya buat pasti sangat pedas. Satu lagi, saya tidak suka masakan saya dicampur gajih, termasuk sate. Semuanya tanpa gajih,” ujar Nurjaya.
 Sebelum membuka usaha di tempat ini, Nurjaya pernah berjualan di Kawasan Wisata Cipanas Garut. Berbagai pengalaman telah ia lewati bersama istri tercintanya, pada akhirnya ia menempati tempat berjualan yang sangat strategis. “Alhamdulillah tempat saya berjualan memiliki lahan yang luas. Untuk memanjakan tamu, saya siapkan tempat makan lesehan dan meja makan, pelanggan tinggal memilih tempat yang ia sukai,” terangnya.
Sebagai seorang pengusaha kuliner, Nurjaya menyebut bahwa lahan parkir merupakan fasilitas yang wajib disediakan pedagang. Karena lahan parkir akan membuat pelanggannya merasa nyaman dan betah berada di tempatnya. Untuk itu, ia memilih tempat yang memiliki lahan parkir yang sangat luas.
“Untuk bumbu dan tempat berjualan, saya bercermin pada pengalaman pribadi. Untuk rasa, pasti saya ingin yang paling enak. Sedangkan untuk tempat, saya harus berada di tempat makan yang nyaman. Nah, ketika saya menjadi pedagang, maka saya menyediakan menu makanan yang sehat dan enak serta tempat yang bersih dan nyaman,” paparnya.

Anak Bungsu Pemilik Sate Maranggi H Rasta, Cibungur Purwakarta

Diakhir perbincangan dengan Koran Fakta, Nurjaya baru mengakui bahwa dia merupakan anak bungsu dari H Rasta, pemilik Sate Maranggi Cibungur Purwakarta. Tetapi ia tidak mau meniru atau menjiplak makanan yang menjadi ciri khas keluarganya. Ia memilih belajar sendiri dan terus berinovasi.
“Saya bangga terhadap menu masakan keluarga besar saya di Purwakarta. Tetapi saya ingin memiliki kepuasan batin tersendiri. Saya ingin membuat sesuatu hasil karya sendiri. Alhamdulillah, berkat perjuangan panjang bersama keluarga tercinta, kini menu masakan saya banyak digemari pembeli. Bagaimana rasa masakan saya, tentu pelanggan yang menilai. Mudah-mudahan pelanggan merasa suka dan terpuaskan,” kata pria yang menikahi wanita asal kota Dodol tersebut.
Rumah Makan Sate Maranggi Pa’Nur menjajakan aneka sate, seperti sate sapi, sate kambing dan sate ayam. Disinipun disediakan ikan goreng dan bakar, aneka sup, lalapan dan sambal serta makanan khas sunda lainnya. Selain itu, disini pun terdapat lahan parkir yang bisa menampung puluhan mobil. Dilengkapi juga dengan toilet, mushola dan saung-saung kecil di atas kolam yang dijadikan tempat lesehan. Nampak berbagai pejabat, pengusaha, ekspatriat dan wisatawan memadati tempat ini. (Asep Ahmad)

Comments

  1. Di Tasikmalaya ada beberapa tempat Maranggi, tapi cuma satu tempat yang sate sapi nya yang enak. Coba dulu deh semua. Baru berbagi, kita lihat cocok ga dengan saya

    ReplyDelete

Post a Comment