Hari Kesatuan Nasional






Hari Kesatuan Nasional diperingati setiap 13 Desember, kita semestinya menyikapi hari Kesatuan Nasional tsb dengan baik. Sebagai warga negara Indonesia, kita harus menyadari pentingnya kesatuan agar negara Indonesia mengalami kemajuan. Kesatuan ini bisa berupa kesatuan antarindividu dan antarsuku, kesatuan dalam pembangunan (karakter bangsa, pendidikan) dan kesatuan untuk menjaga keamanan serta stabilitas nasional. Untuk itu, marilah kita berdoa untuk negara Indonesia agar mengalami kesatuan dalam berbagai bidang dan mengalami kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan.
Berawal dari Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957, berdasarkan deklarasi ini, fungsi laut antara tidak lagi sebagai pemisah antar pulau-pulau di Indonesia, tetapi berubah menjadi alat pemersatu bangsa dan sebagai wahana bagi pembangunan, keamanan, dan pertahanan nasional. Presiden Abdurrahman Wahid kemudian menetapkan tanggal 13 Desember sebagai hari Kesatuan Nusantara Indonesia. Persatuan Nasional berarti kesatuan dan kebulatan suara di kalangan masyarakat Indonesia. Indonesia adalah berdaulat dalam Republik demokrasi. Ini adalah negara luas dengan populasi yang besar. Ini adalah negara di mana orang berbicara bahasa yang berbeda dan agama yang berbeda. Pemeluk Islam, Hindu, Budha dan Kristen tinggal di negeri ini.
Kita berbeda satu sama lain dalam berbagai aspek, secara politik, budaya dan agama kita menjalani kehidupan yang berbeda. Sehingga dengan mudah dapat membayangkan bagaimana sulitnya untuk menyatukan semua orang dan memerintah kita dengan hukum dan peraturan yang sama. Karena itu membutuhkan persatuan, kesatuan dalam keragaman adalah dasar kebudayaan indonesia. Namun pencapaian kesatuan di tengah-tengah keragaman yang luas merupakan pekerjaan besar di negara ini.
Regionalisme dan menyempitnya patriotisme menimbulkan hambatan besar di jalan persatuan. Kurangnya toleransi dan perasaan sesama menambahkan bahan bakar ke api disintegrasi. Untuk mencapai persatuan ini kita harus melupakan rasa sakit diantara kita. Kita harus terinspirasi oleh semangat persaudaraan universal. Hanya satu objek yang mengikat kita bersama. Kita harus bertujuan pada perdamaian dan kemakmuran bangsa. Kita harus buang sekat sempit yang menghancurkan kesatuan bangsa.
Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa majemuk, ditandai dengan banyaknya etnis, suku, agama, budaya dan kebiasaan. Di sisi lain, masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat multikultural, masyarakat yang anggotanya memiliki latar belakang budaya beragam. Kemajemukan mengisyaratkan adanya perbedaan. Bila dikelola secara benar, kemajemukan menghasilkan energi hebat. Sebaliknya, bila tidak dikelola secara benar, kemajemukan bisa menimbulkan bencana dahsyat.
Seabagai negara yang majemuk, kemajemukan tersebut disatu sisi menjadi suatu potensi kemungkinan terjadinya konflik, disisi lain bisa menjadi unsur perekat dalam rangka membina persatuan dan kesatuan bangsa. Masalah persatuan dan kesatuan bangsa menjadi masalah utama negara untuk mencapai kemajuan dan tujuan bangsa Indonesia. Upaya itu telah ditempuh oleh bangsa Indonesia sejak masa pergerakan nasional, karena pada masa itu persatuan dan kesatuan bangsa sangat diperlukan dan menjadi modal utama dalam menghadapi kekuasaan penjajahan kolonial.
Dalam konteks membangun masyarakat multikultural, selain berperan meningkatkan mutu bangsa agar dapat duduk sama rendah, berdiri sama tinggi dengan bangsa-bangsa lain, pendidikan juga berperan memberi perekat antara berbagai perbedaan di antara komunitas kultural atau kelompok masyarakat yang memiliki latar belakang budaya berbeda-beda agar lebih meningkat komitmennya dalam berbangsa dan bernegara. Khalayak sering menyebutnya keadaan seperti itu sebagai krisis multi-dimensial yang disebabkan oleh benteng terakhir masyarakat, yakni pendidikan nasional cenderung tidak menjalankan fungsi sosial budayanya dalam memberikan pencerahan. Dalam tataran itu, seolah-olah acuan kehidupan bernegara dan kerukunan sosial menjadi tidak menentu dan acapkali menumbuhkan ketidakpatuhan social. Yang kadangkalanya, dari realitas seperti itu berawal tindakan-tindakan anarkis, pelanggaran-pelanggaran moral, dan tentunya pula tidak terkecuali pelanggaran hukum serta meningkatnya kriminalitas. Bencana, konflik, korupsi dan terorisme yang sering ditonton sekarang ini di media.
Persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia berarti persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia. Persatuan itu didorong untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat.  Kesatuan bangsa Indonesia yang kita rasakan saat ini, itu terjadi dalam proses yang dinamis dan berlangsung lama, karena persatuan dan kesatuan bangsa terbentuk dari proses yang tumbuh dari unsur-unsur sosial budaya masyarakat Indonesia sendiri, yang ditempa dalam jangkauan waktu yang lama sekali.
Kalau kita runtut kembali sejarah fenomenal bangsa Indonesia yang menyisakan detak takjub dan kebanggaan terhadap para pahlawan yang berjuang mati-matian. Kemudian, dalam upaya mengisi kemerdekaan, berbagai macam cara ditempuh oleh bangsa Indonesia untuk mencapai masyarakat adil dan makmur, seperti telah dicita-citakan dan tercantum dalam Pancasila dan pembukaan Undang-undang dasar 1945.
Membangun Persatuan dan kesatuan mencakup upaya memperbaiki kondisi kemanusiaan lebih baik dari hari kemarin. Semangat untuk senantiasa memperbaiki kualitas diri ini amat sejalan dengan perlunya menyiapkan diri menghadapi tantangan masa depan yang kian kompetitif.
Melihat fenomena saat ini. Kemajemukan masyarakat lokal seperti itu bukan saja bersifat horisontal (perbedaan etnik, agama dan sebagainya), tetapi juga sering berkecenderungan vertikal, yaitu terpolarisasinya status dan kelas sosial berdasar kekayaan dan jabatan atau pekerjaan yang diraihnya. Dalam hal yang pertama, perkembangan ekonomi pasar membuat beberapa kelompok masyarakat  tertentu, khususnya dari etnik tertentu yang memiliki tradisi dagang, naik peringkatnya menjadi kelompok masyarakat yang menimbulkan kecemburuan sosial masyarakat setempat yang mandeg perkembangannya. Dalam hal kedua, kelompok masyarakat etnis dan agama tertentu, yang semula berada di luar mainstream, yaitu berada di pinggiran, mulai menembus masuk ke tengah mainstream. Hal ini dapat menimbulkan gesekan primordialistik, apalagi bila ditunggangi kepentingan politik dan ekonomi tertentu.
Segala sesuatu yang kita nikmati keberadaannya kita terima begitu saja tanpa membayangkan betapa sulitnya meraih, antara lain bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, kemerdekaan, dan pembangunan-pembangunan yang kita nikmati saat ini. Maka, tanggung jawab generasi saat ini adalah bagaimana mempertahankan apa yang telah ada dan jauh lebih penting lagi mengembangkannya. Untuk mengemban misi itu, kesatuan dan persatuan amat dibutuhkan mengingat begitu banyaknya rintangan-rintangan yang dihadapi bangsa Indonesia.
Masalah persatuan dan kesatuan bangsa bukan hanya diperlukan pada saat bangsa Indonesia menghadapi kekuasaan asing saja, melainkan terus diperlukan hingga sekarang, agar kemerdekaan bangsa dan negara yang berhasil dicapai oleh para pendahulu kita tidak digoyah dan hancur di tangan kita. Persatuan dan kesatuan menjadi obat penenang keonaran dan kekisruhan kondisi bangsa, sekaligus menjadi harga mati yang harus senantiasa dikedepankan dan dijaga dengan baik Begitu juga dengan nilai moralitas sebagai pembatas dari perbuatan tidak waras.
Persatuan dan kesatuan yang dibangun bangsa Indonesia bukanlah uniformasi, dan juga bukan untuk meniadakan kemajemukan masyarakat. Karena itu, harus didasari bahwa persatuan dan kesatuan nasional yang kita inginkan adalah persatuan dan kesatuan yang tetap menghargai pluralisme dan sekaligus menghormati dan memelihara keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia. Atau, dengan kata lain, kita tetap menginginkan adanya Bhinneka Tunggal Ika. Dan kemajemukan masyarakat bukanlah merupakan hambatan atau kendala bagi penguatan persatuan dan kesatuan bangsa, bahkan kemajemukan merupakan potensi dan kekuatan yang amat kaya untuk memajukan bangsa dan negara.
Bangsa Indonesia memiliki banyak ragam suku, sudah sepatutnyalah kita bangga akan hal ini, dan tidak perlu memperdebatkan hal-hal kecil. Dan juga harus mempunyai rasa saling memiliki dan menghargai satu sama lain baik itu dari bahasa, budaya, agama dsbnya. Dan untuk mewujudkan itu semua harus adanya keselarasan dalam mewujudkan tujuan kita semua. Seperti halnya semboyan kita yaitu Bhineka Tunggal Ika.
Indonesia percaya pada prinsip toleransi. Integrasi Indonesia tidak dapat mungkin tanpa semangat toleransi. Persatuan diantara orang Indonesia sangat penting untuk menyelamatkan negara kita dari agresi eksternal. Waktu telah tiba bagi kita untuk hidup bersama dengan semangat toleransi dan kerjasama. Dengan karunia dari Allah SWT yang tercurah atas bangsa Indonesia ini, sehingga kita semua boleh turut berjuang dan menikmati hidup di Indonesia dengan hati yang penuh sukacita dan syukur. Untuk itu ada baiknya kita simak quote berikut: We have followed a path of moderation, development is our priority, national unity, good community relations, Muslims and non-Muslims, this is what has given us the advantage. We have reaffirmed my political will to work towards national unity. (Tangguh Tunggalaye)

Comments