Ileus Jadi Penopang Perekonomian Masyarakat Selaawi
GARUT- Ileus merupakan jenis tanaman yang pada awalnya tidak diperhatikan, tumbuh liar didalam hutan dan terkadang ditebas dan disingkirkan oleh para petani apabila kebetulan tumbuh ditengah lading mereka.Namun kali ini, tanaman jenis umbi-umbian ini banyak dicari orang karena ternyata mempunyai nilai jual yang cukup lumayan dan bias bersaing dengan tanaman lain yang ditanam dikebun masyarakat pada umumnya.
Biasanya panen Ileus dating pada penghujung musim hujan. Penduduk yang sudah biasa mencari dan mengumpulkan Ileus akan segera pergi kehutan dan mengambilnya dengan cara menggali umbi tanaman yang mempunyai tinggi rata-rata 1 hingga 1,5 m ini.
Haeri,pria berpewakan tinggi ini merupakan salah seorang pencari Ileus sekaligus menjadi pengepul Ileus dikampungnya. Ia membeli umbi yang bias mempunyai berat tiga kg bahkan bias mencapi lima kg per satu buah umbinya itu. “Saya membeli Ileus dengan harga Rp 800 per kilonya. Seterusnya dijual kembali kebandar yang lebih besar dengan harga Rp1.000 persatu kilonya,” ucapnya saat ditemui Tabloid Intan
Ileus merupakan tanaman umbi-umbian yang mempunyai satu buah umbi setiap pohonnya. Proses pemanenan hingga penjualannya tidaklah rumit. Para pencari Ileus hanya perlu menggali atau mencongkelnya dan mengumpulkan umbi tersebut kedalam karung dan selanjutnya langsung dijual kepengepul.
Disetiapmusimpanen, Haeribisamendapatkansebanyaksatu tonIleus.Namunsebagaipengepulkecil-kecilan, pendapatannyatergantungkepadamasyarakat yang jugaikutmencariIleus di dalamhutanyang menjualkepadanya.“TahunkemarinsayamenjualIleus sebanyaktiga ton kepadabandar lain yang sudahbiasamenampungdenganjumlahlebihbanyak,”ucapnya.
Ditempat yang sama, Apri (53),salah seorang pencari Ileus yang setiap musim panen ia bersama keluarganya masuk kehutan untuk mencari tanaman jenis umbi tersebut menuturkan, dirinya bersama keluarganya biasanya bias mengumpulkan Ileus rata-rata empat hingga lima kwintal setiap musimnya. Menurutnya, kehadiran pengepul Ileus bias memberikan tambahan penghasilan bagi para warga terutama yang berdomoisili disekitar hutan diluar kegiatan bertani mereka.
"Lumayanlah bias nambah-nambah pendapatan untuk memenuhi resiko dapur, "ujarnya.
Sementara itu, Kokom Komarudin (44) yang notabene sebagai petugas kehutanan di wilayah Hutan Oko Kecamatan Selaawi yang area hutannya biasa dijadikan tempat para warga mencari Ileus menerangkan, bahwa memang sejak tahun 1995 dan gebyarnya pada tahun 2001 hingga sekarang, banyak masyarakat yang masuk hutan dan menggali Ileus untuk dijual. Sebenarnya pihak kehutanan sudah ada wacana untuk membudidayakan tanaman yang cocok pada lokasi bersemak ini, agar bias memberikan nilai tambah bagi para masyarakat sekitar hutan. Hanya saja sampai sekarang belum terealisaikan seperti di daerah lain.
Juhaeri dan masyarakat lainnya mengharapkan agar ada pembinaan tentang Ileus ini. Mereka berpikir apabila ada penanganan serius dari pemerintah terkait, bukan tidak mungkin bertani Ileus akan menopang perekonomian masyarakat. "Da lamun ngahaja dipelak mah tur diurus dibere pupuk, pasti bias ngahasil keun Ileus anu baradag. (Kalau sengaja ditanam dan dipelihara serta diberi pupuk, pasti bias menghasilkan Ileus yang besar, red)," katanya. (Indra R)
Comments
Post a Comment