Perjuangan Jamjam Hari Korban Tabrak Lari Empat Bulan Terbaring Menahan Sakit

  

  Sepintas, apabila dilihat dari raut wajahnya tidak ada masalah yang begitu berarti. Wajah Jamjam Hari terlihat ceria dan bersih. Sesekali remaja yang masih duduk di SMP Pasundan Kecamatan Cilawu Garut, kelas X C ini melempar senyum kepada wali kelas, Rina Triasih dan Wakil Kepala Sekolah SMP Pasundan Cilawu, Kabupaten Garut, Silmun beserta guru-guru SMP Pasundan Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut, yang menjenguk ke rumahnya di Kp Cimuncang RT 02/06 Desa Margalaksana, Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut.

  Padahal, kaki kanannya, mulai dari betis hingga pangkal pahanya sudah mengering dan menghitam. Ditambah lagi terdapat bekas jahitan operasi disertai luka-luka. Bahkan, ada sejumlah luka yang mengeluarkan darah dan nanah. Sepintas, sepertinya kaki Jamjam akan membusuk.

  Apabila lukanya ini tertutup selimut, maka siapapun tidak akan menyangka terdapat luka yang begitu parah. Karena, anak ke empat dari pasangan Undang Rostaman dan Noneng ini sama sekali tidak memperlihatkan kesakitannya. Sepertinya dia begitu menerima apa yang dialaminya. “Sakit, gatal, ngilu dan lainnya pak. Apalagi kalau sedang diberesihkan. Kain putih yang dilinting kemudian dimasukan kedalam luka rasanya sangat perih. Rasanya saya mau meninggal,” ujar Jamjam ketika ditanya tentang rasa yang dialaminya akibat lukanya tersebut.

  Undang dan Noneng (57) beserta semua keluarga besarnya nampak meneteskan airmata. Sambil bercerita tentang kondisi dan semangat Jamjam untuk terus bersekolah, mereka berharap anaknya bisa mendapatkan bantuan untuk pengobatan. Mereka pun menceritakan kronologis kejadian yang dialami anaknya sebelum kecelakaan.

  “Sekitar bulan Oktober lalu anak saya izin keluar rumah bersama kedua temannya untuk mengantarkan kamera milik temannya. Kemudian ada insiden di sekitar Lapangan Golf Ngamplang, Cilawu. Anak saya dan temannya terserempet mobil yang sedang balapan. Kemudian anak saya dilarikan ke RS dr Slamet Garut oleh warga sekitar sekaligus saksi kejadian,” ujar Noneng sambil mengelus kaki anak kesayangannya tersebut.

  Menurut Noneng, anaknya pun mendapat perawatan di RS dr Slamet Garut, bahkan sampai menjalani operasi dan pemasangan Pen di kaki kanannya. Tapi, setelah beberapa hari dioperasi anaknya dipersilahkan pulang untuk diobati di rumah. Selama di rumah, Jamjam dibantu salah seorang perawat. Sekali datang perawat tersebut dibayar Rp 100.000. Setelah beberapa waktu mendapat perawatan, akhirnya perawat itu tidak datang lagi.

  “Sekitar sebulan lalu perawatnya tidak datang lagi ke rumah. Kami pun tidak tahu harus berbuat apa dan bagaimana. Kami pasrah dan mengobati Jamjam semampu kami. Selama mengobati Jamjam kami merasa sedih dan bingung harus bagaimana. Lukanya terus mengalami pendarahan dan mengeluarkan nanah,” ujarnya.


  Undang Rostaman ayah kandung Jamjam saat itu menangis, karena melihat kondisi anak kesayangannya. Kepada guru-guru yang melayatnya, pria setengah baya ini meminta maaf karena menganggap sudah merepotkan pihak sekolah yang terus menerus membantu anaknya. “Maafkan saya, saya tidak tahu harus berbuat apa lagi. Maafkan saya sudah merepotkan bapak dan ibu. Saya bingung harus bagaimana, luka anak saya semakin parah,” ujarnya sambil mengusap air matanya.

  Wali kelas SMP Pasundan Kelas X C, Rina dan guru SMP Pasundan Silmun yang selama ini mengurus sebagian keperluan Jamjam mengatakan, pihaknya merasa bertanggung jawab atas kondisi yang dialami Jamjam. Sebagai anak didik, Jamjam sudah dianggap sebagai anak sendiri. Sehingga kepedulian pihak sekolah sudah menjadi kewajiban.

   “Kami yang meminta maaf karena tidak bisa membantu Jamjam sepenuhnya. Mudah-mudahan dan saya yakin Jamjam akan sembuh. Tetapi kita semua tidak boleh putus asa. Kita harus yakin akan kebesaran dan keagungan Allah SWT,” ujar Rina dan Silmun.

  Menurut Silmun, pihaknya sangat menyayangi Jamjam. Untuk itu, sesuai kemampuan, mereka terus berupaya agar Jamjam mendapat pengobatan agar sembuh. “Jamjam ini merupakan KM di kelasnya. Dia anak baik dan penurut serta disayangi teman-temannya. Bahkan waktu UAS, Jamjam tidak mau ketinggalan ujian. Maka dari itu, ibu Rina selaku wali kelasnya selalu datang dan membawa soal ujian ke rumah Jamjam. Bahkan, saat Ujian Nasional (UN) kami akan membawa soal ke rumah. Karena Jamjam memiliki semangat yang tinggi untuk belajar,” katanya.
Silmun sebagai perwakilan sekolah sudah mengajukan laporan ke Polsek setempat, tentang tindak pidana tabrak lari. Dan persoalan tersebut langsung ditangani pihak Polres Garut. “Menurut saksi yang melihat peristiwa kejadian yang menimpa Jamjam, ada dua mobil sedang melakukan balapan dengan knalpot bising. Kondisi jalan habis terpakai, karena kedua mobil tersebut sedang berdampingan sambil ngebut, lalu menabrak Jamjam bersama kedua temannya,” katanya.
Pantauan Tabloid Intan, Jamjam dan orangtuanya menempati rumah panggung bersama nenek dan keluarga lainnya. Jamjam terbaring di ruangan yang berukuran sekitar 2,5 m x 6 m. Jamjam sehari-hari harus terbaring. Hampir empat bulan anak ini merasakan sakit yang dideritanya. Karena tidak memiliki biaya, Jamjam mendapatkan pengobatan seadanya yang dilakukan kedua orangtuanya. 

  Jamjam berharap bisa sembuh dari penyakitnya dan optimis bisa kembali sekolah.

Pria remaja ini nampaknya sangat tegar. Selama ada tamu dia terus berusaha menahan sakit dan melempar senyum kepada semua orang yang ada disekitarnya. Namun setiap orang yang melihatnya merasa tidak tega apabila Jamjam harus menahan deritanya tersebut. Bahkan, beberapa pengajar dari SMP Pasusdan yang datang menjenguk anak didiknya, mereka pasti menangis. “Saya ingin sehat lagi, saya ingin belajar di sekolah,” ujar Jamjam diiringi tangisan para pengajarnya. 
  
  Hari Jumat (13/01/2017) lalu, sejumlah pihak mengaku akan membantu Jamjam agar mendapat pertolongan. Bahkan mereka juga mengumpulkan sukarelawan dari komunitasnya untuk membantu Jamjam. “Insyallah kami dan kawan-kawan dari Paguyuban Asep Dunia (PAD) akan menyisihkan rejeki untuk membantu Jamjam. Mudah-mudahan bisa membantu dan meringankan beban Jamjam dan kedua orangtuanya,” ujar Ketua PAD priangan Timur, Asep Jaelani.

  Sementara itu, Camat Kecamatan Cilawu kabupaten Garut, Mawardi Ahmad merasa tersentuh dengan kondisi jamjam. Untuk itu, pihaknya akan segera melihat kondisi serta membantu Jamjam untuk berobat. “Insyallah kami dan komunitas yang kami kenal akan membantu Jamjam,” ujar Mawardi.

  Silmun menambahkan, pihak SMP Pasundan Cilawu dan kedua orangtua Jamjam sangat berterimakasih kepada semua pihak yang hendak membantu pengobatan Jamjam. Dengan bantuan tersebut diharapkan kondisi Jamjam bisa segera pulih dan bisa kembali beraktifitas seperti siswa lainnya. “Alhamdulillah banyak pihak yang mau membantu  seperti perusahaan media Tabloid Intan, Koran Harian Fakta Garut, Pers Purna Yudha, Paguyuban Asep Dunia (PAD), keluarga besar SMP Pasundan, beberapa organisasi Partai politik, pihak perorangan dan lainnya. Kami pun akan mengajak pihak lain untuk membantu Jamjam. Karena apabila melihat kondisinya, Jamjam butuh pengobatan yang sangat serius. Kami tidak hanya memperhatikan kondisi anak, tetapi kami juga sangat memperhatikan kondisi keluarganya,” pungkas Silmun. (Asep Ahmad)

Satu Minggu Dirawat di RS dr Slamet Garut
Kondisi Jamjam Makin Membaik 

  GARUT – Korban tabrak lari yang merupakan siswa SMP Pasundan Kelas X ruang C, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, Jamjam Hari Nugraha akhirnya kembali dibawa ke RS dr Slamet Garut, Hari Senin (16/01/2017) lalu, oleh pihak sekolah dan para tetangganya di Kp Cimuncang, Desa Marga Laksana, Kecamatan Cilawu. Pasalnya, kondisi Jamjam sudah sangat memperihatinkan. Selain lukanya sudah mengalami infeksi, nutrisi dan asupan gizi sangat rendah menyebabkan Jamjam susah untuk sembuh. Sehingga, Jamjam membutuhkan perawatan yang lebih serius agar bisa secepatnya pulih.  

  Wakil Kepala Sekolah (wakasek) SMP Pasundan Cilawu, Silmun Fredy Delti kepada Tabloid Intan mengatakan, pihak sekolah berusaha membantu Jamjam Hari sebagai bentuk kewajiban dan perhatian pihak sekolah kepada anak didiknya. Karena melihat kondisi Jamjam sudah sangat memperihatinkan.

  “Apabila Jamjam hanya mendapatkan pengobatan dari keluarganya secara alakadarnya, maka saya yakin tingkat kesembuhannya akan sangat lama. Ditambah lagi, melihat kondisi perekonomian keluarganya, kami merasa Jamjam harus segera mendapat perawatan yang lebih serius,” ucapnya.
Menurut Silmun, pihaknya merasa tenang tatkala mendapat penjelasan dari dokter yang bertugas di RS dr Slamet dan perawatnya bahwa Jamjam mengalami penurunan kesehatan disebabkan kekurangan nutrisi. Namun dalam hal ini, Jamjam bisa ditangani pihak RS dr Slamet Garut. 

  “Kalau ditangani oleh pihak yang berkompeten disertai dengan peralatan yang lebih lengkap, insyallah penyembuhan luka Jamjam bisa lebih cepat. Namun dalam hal ini, saya kira penyembuhannya akan membutuhkan waktu yang cukup panjang. Dan kalau melihat kondisi perekonomian keluarganya, maka kami pun harus berusaha agar kebutuhan sehari-harinya bisa tercukupi. Kami tidak mau kejadian yang sama terulang lagi, Jamjam kembali lagi ke rumah dalam kondisi yang masih memperihatinkan. Untuk pengobatan yang kedua kali oleh pihak RS dr Slamet Garut, Jamjam harus bisa lebih baik,” papar Silmun.

  Silmun menambahkan, pihaknya juga sedang memikirkan bagaimana kondisi tempat tinggal keluarga Jamjam. Orangtuanya yang bekerja serabutan tidak memiliki pendapatan tetap, sehingga tidak bisa mencukupi nutrisi yang dibutuhkan oleh Jamjam. “Insyallah kami juga sedang memikirkan tempat tinggal Jamjam dan keluarganya. Karena saat ini keluarga Jamjam tidak memiliki tempat tinggal. Selama ini Jamjam dan kedua orangtuanya menetap di rumah neneknya,” katanya.
Sementara itu, dokter yang menangani kondisi Jamjam, dr Husodo di ruang Marjan Atas RS dr Slamet Garut mengatakan, pihaknya akan menangani Jamjam sehingga lukanya bisa lekas sembuh dan kondisi Jamjam bisa lekas pulih.

  “Kami akan menangani Jamjam sampai sembuh. Insyallah penyakitnya ini bisa diatasi pihak RS dr Slamet. Tinggal kemauan Jamjam untuk mengkonsumsi nutrisi yang baik dan makan yang banyak,” ujar dr Husodo, Jumat (20/01/2017). 

  Menurut dr Husodo, melihat kondisi kaki Jamjam yang luka terjadi perkembangan yang positif. Dahulu kakinya bengkak dan mengalami pendarahan hebat, tapi sekarang kakinya sudah mengering dan tidak bengkak lagi. “Jamjam harus banyak makan dan mau bergerak, agar kakinya tidak kaku,” ucap dr berparas rupawan tersebut sambil melempar senyum ke Jamjam yang terlihat bahagia.
Sementara itu, aparat Desa Margalaksana disertai RW setempat mengaku sangat prihatin melihat kondisi Jamjam. Selama ini Jamjam hanya bisa diobati seadanya oleh keluarga dan para tetangga yang peduli, namun hal itu tidak bisa menjamin kesembuhan luka Jamjam. Bahkan yang terjadi luka Jamjam semakin memburuk,” ujar Asep, Ketua RW 06 Kampung Cimuncang, Desa Margalaksana, Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut.

       Setelah Jamjam masuk RS dr Slamet, bantuan seadanya berdatangan. Para donatur yang mengaku tersentuh berusaha membantu Jamjam dan keluarganya dengan kemampuan seadanya. “Mudah-mudahan bantuan kami bisa membantu keperluan ananda Jamjam sehari-hari dan meringankan beban kedua orangtuanya,” ujar Ketua Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Garut.

  Walikelas Jamjam di SMP Pasundan Cilawu, Rina Triasih menambahkan, pihaknya merasa bersukur karena ada donatur yang memperhatikan kondisi Jamjam. “Alhamdulillah kondisi Jamjam mulai membaik. Setelah dirawat sekitar enam hari di RS dr Slamet Garut, akhirnya Jamjam bisa pulang dalam kondisi lebih baik,” ujar Rina.

  Sementara itu, kedua orang tua Jamjam, Undang Rostaman dan Noneng mengaku sangat bahagia. Anak lelakinya yang selama ini terbaring di tempat tidur sudah memperlihatkan samangat dan kebahagiaan. “Alhamdulillah setelah di obati dan di rawat di RS dr Slamet Garut kondisi Jamjam bertambah lebih baik. Anak sayapun mengaku sangat bahagia dan lebih bersemangat untuk sembuh,” ujar Undang.

  Menurut Undang, setelah kaki Jamjam mulai membaik karena tidak lagi mengalami pendarahan disertai nanah yang keluar dari lukanya, Jamjam sudah bisa duduk bahkan bisa menggunakan kursi roda. “Awalnya Jamjam tidak bisa apa-apa, dia hanya bisa terbaring sambil menahan sakit di kasur. Karena mendapat perawatan yang serius dari pihak RS dr Slamet Garut, kini Jamjam bisa menggunakan kursi roda bahkan mau belajar jalan lagi,”katanya.

  Undang menyampaikan terimakasihnya kepada semua donatur dan pihak-pihak yang membantu serta mendoakan kesembuhan anak kesayangannya. “Awalnya kami merasa bingung dengan kondisi luka anak saya. Tetapi setelah mendapat dukungan banyak pihak kami mulai merasa lega. Semoga kebaikan semua pihak yang membantu Jamjam dan keluarga kami mendapat balsan yang lebih baik dari Allah SWT,” pungkasnya sambil memeluk wartawan Tabloid Intan.   (Asep Ahmad)

Comments